Apa itu storytelling marketing? Dalam dunia pemasaran digital yang semakin kompetitif, mencari cara yang efektif untuk menarik perhatian audiens bisa jadi tantangan. Salah satu metode yang semakin populer untuk mengatasi tantangan ini adalah storytelling marketing.
Sesuai dengan namanya, storytelling marketing adalah sebuah salah satu strategi promosi atau pemasaran yang digunakan dalam oleh sebuah bisnis atau perusahaan. Perlu #SobatBerdikari tahu, storytelling adalah sebuah seni bercerita yang telah digunakan sejak zaman dahulu. Topik yang digunakan pun beragam, mulai dari cerita seputar kehidupan sehari-hari, dongeng, hingga kisah yang mempengaruhi emosional orang banyak.
Storytelling memang dikenal sebagai teknik bercerita yang dapat menarik perhatian orang banyak. Maka dari itu, kekuatan dari teknik storytelling ini juga diterapkan pada kepentingan pemasaran bisnis. Nah, untuk lebih jelasnya, dalam artikel kali ini, kita akan membahas tentang apa itu storytelling marketing, elemen-elemen, jenis-jenis, manfaat, tips serta contohnya. Jadi, simak sampai tuntas ya!
Apa itu Storytelling Marketing?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, storytelling adalah sebuah kegiatan atau aktivitas bercerita. Konsep dari storytelling inilah yang kemudian diadaptasi untuk menjadi salah satu teknik dalam menunjang pemasaran. Jadi, storytelling marketing adalah seni menggunakan narasi atau cerita dalam strategi pemasaran untuk menyampaikan pesan merek kamu kepada audiens dengan cara yang lebih menarik dan emosional.
Alih-alih hanya memberikan informasi atau fakta tentang produk atau layanan, teknik storytelling ini mengajak audiens untuk masuk ke dalam sebuah cerita yang menghubungkan mereka dengan nilai-nilai, visi, dan misi merek kamu.
Di era digital saat ini, di mana konsumen dibombardir dengan berbagai iklan dan informasi setiap harinya, storytelling marketing menjadi cara yang efektif untuk membuat merek kamu lebih menonjol. Dengan menyajikan cerita yang relevan dan menyentuh, kamu bisa membuat audiens merasa lebih terhubung dan bahkan menjadikan mereka loyal terhadap merek kamu.
Baca juga: Jenis-Jenis Marketing Online yang Perlu Kamu Ketahui!
Elemen-Elemen Kunci dalam Storytelling Marketing
Layaknya dalam membuat sebuah cerita, storytelling marketing juga menerapkan beberapa unsur atau elemen yang terlibat, seperti:
1. Personalisasi
Dalam kontek storytelling marketing, personalisasi adalah sebuah kegiatan penyelarasan cerita untuk mencerminkan apa yang menjadi kebutuhan dan pengalaman audien. Dengan personalisasi, cerita yang dihasilkan akan dapat lebih relevan dan berarti bagi setiap audien. Sehingga, hal ini akan menciptakan hubungan dan keterlibatan yang mendalam antara audien dengan produk atau layanan.
Sebagai contoh, brand kamu menawarkan tentang brand hijab/kerudung dengan target para wanita karir atau anak kuliahan. Dimana masalah mereka adalah sering terburu-buru sehingga tidak sempat untuk menyetrika hijab. Selain itu, seringkali hijab yang mereka kenakan gampang lusuh. Nah, di sini kamu dapat menawarkan model hijab yang mungkin, siap pakai, atau dengan kain yang tidak mudah lusuh dan tentunya nyaman.
2. Emosi
Elemen berikutnya yang tak kalah penting adalah emosi. Emosi menjadi hal yang sangat krusial dalam menarik perasaan audien. Hal ini dapat melibatkan emosi dapat mencakup rasa senang, sedih, takut, atau bahkan kebahagiaan. Penggunaan emosi akan dapat memengaruhi sisi emosional, menumbuhkan empati dan berdampak pada keputusan yang akan dibuat oleh pelanggan.
Dalam penerapannya di dalam storytelling marketing, kamu perlu mengenali target audienmu dengan baik. Misalnya, dimulai dari emosional yang akan dipenuhi oleh produk kepada audienmu, seperti petualangan, kepemilikan, kenyamanan, atau kekaguman. Sebagai contoh, brand Biskuat dengan slogan “Kekuatan yang Baik dari Dalam” menjadi kisah-kisah yang dapat memberikan motivasi.
3. Karakter
Elemen berikutnya yang gak kalah penting adalah karakter. Dalam sebuah cerita, karakter bisa berupa konsumen, karyawan, atau bahkan produk kamu sendiri. Karakter inilah yang akan menjadi media penyampai dari materi cerita yang akan kamu bagikan. Usahakan untuk membangun karakter yang kuat. Selain itu, dalam menciptakan karakter harus mudah untuk diidentifikasi atau dikenal oleh audien agar hubungan antara karakter dan audien dapat terhubung dengan baik.
Misalnya, masih terhubung dengan brand hijab tadi, kamu dapat memilih karakter yang sesuai atau relate dengan target. Jika yang kamu sasar adalah anak kuliahan dan wanita karir, ya, tentunya kamu juga harus menggunakan karakter tersebut.
4. Plot dan Konflik
Elemen yang tak kalah penting dalam menciptakan sebuah cerita adalah plot dan konflik. Keduanya memberikan peran dalam menyampaikan inti pesan cerita dan menarik perhatian audien.
Plot atau alurnya dalam sebuah cerita akan membantu dalam menyampaikan pesan cerita yang lebih sistematis atau berurutan. Sehingga, audien akan bertanya-tanya terkait bagaimana hasil atau akhirnya.
Adapun konflik, sebuah cerita tidak akan menarik dan terasa hampa jika tidak ada konflik di dalamnya. Kamu dapat memberikan karakter dalam cerita tersebut memiliki tantangan yang harus diatasi. Adanya konflik, cenderung akan membuat audien lebih bersimpati pada karakter.
5. Data Pendukung
Hal lain yang menjadi elemen penting dalam menciptakan storytelling marketing yang baik adalah adanya data pendukung. Data pendukung ini mencakup fakta, statistik atau informasi kredibel yang mendukung cerita. Penggunaan data ini akan menjadi penguat dari argumen cerita. Selain itu, dengan penambahan ini, audien tidak hanya memahami cerita yang bersifat naratif dan tentunya akan mendorong kepercayaan konsumen dengan data dan bukti fakta.
Manfaat Menerapkan Storytelling Marketing
Menerapkan storytelling dalam strategi pemasaran memiliki banyak manfaat yang signifikan, terutama dalam menciptakan hubungan yang lebih erat antara merek dan konsumen. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang bisa kamu dapatkan:
1. Membangun Koneksi Emosional dengan Audiens
Cerita yang baik memiliki kekuatan untuk menggugah emosi. Dengan menggunakan storytelling, kamu bisa membangun koneksi emosional yang kuat dengan audiens. Emosi ini bisa berupa rasa senang, sedih, haru, atau bahkan antusiasme. Ketika audiens merasa terhubung secara emosional, mereka lebih mungkin untuk mengingat merek kamu dan memilih produk atau layanan yang kamu tawarkan.
2. Meningkatkan Engagement
Salah satu tantangan terbesar dalam pemasaran digital adalah bagaimana menarik perhatian dan menjaga keterlibatan audiens. Dengan menyajikan cerita yang menarik, kamu bisa meningkatkan engagement karena audiens akan lebih tertarik untuk mengikuti alur cerita dan mencari tahu bagaimana akhirnya.
3. Membedakan Merek Kamu dari Kompetitor
Dalam pasar yang padat, storytelling dapat menjadi alat yang efektif untuk membedakan merek kamu dari kompetitor. Dengan menceritakan kisah yang unik dan autentik, kamu bisa menonjol di tengah keramaian dan menciptakan identitas merek yang lebih kuat.
4. Memperkuat Loyalitas Pelanggan
Ketika audiens merasa bahwa mereka bisa berhubungan dengan cerita yang kamu sampaikan, mereka cenderung menjadi lebih loyal. Cerita yang konsisten dan relevan dengan nilai-nilai mereka dapat membangun kepercayaan dan meningkatkan loyalitas pelanggan.
5. Membuat Merek Lebih Mudah Diingat
Manusia secara alami lebih mudah mengingat cerita daripada fakta atau angka. Dengan menggunakan storytelling, kamu bisa membuat pesan merek kamu lebih mudah diingat oleh audiens. Ini sangat penting dalam jangka panjang, karena merek yang mudah diingat akan lebih sering dipilih oleh konsumen.
6. Mendorong Keputusan Pembelian
Koneksi emosional yang dibangun melalui storytelling seringkali dapat mendorong audiens untuk membuat keputusan pembelian. Ketika konsumen merasa terinspirasi atau terpengaruh oleh sebuah cerita, mereka lebih mungkin untuk bertindak, seperti membeli produk atau layanan yang kamu tawarkan.
Baca juga: Strategi Pemasaran Produk 4P untuk Menunjang Omzetmu!
Jenis-jenis Storytelling Marketing
Ada beberapa jenis storytelling marketing yang biasa digunakan dalam bisnis, yang dapat membantu memperkuat brand dan memperluas jangkauan pasar. Berikut adalah beberapa jenis storytelling marketing yang sering digunakan:
1. Product Story (Cerita Produk)
Product story fokus pada pengembangan produk, fitur unik, dan kelebihan dibandingkan produk lain di pasar. Ini bisa mencakup bagaimana produk dibuat, bahan-bahan yang digunakan, atau bagaimana produk dapat menyelesaikan masalah audiens. Memanfaatkan cerita produk atau layanan dapat membantu memperjelas nilai tambah produk, terutama pada produk yang kompleks atau inovatif. Memberikan informasi kepada konsumen yang tertarik dengan rincian teknis.
2. Customer Story (Cerita Pelanggan)
Ini melibatkan pelanggan atau pengguna produk/jasa sebagai tokoh utama. Customer story menyoroti pengalaman nyata mereka dalam menggunakan produk dan dampaknya terhadap kehidupan mereka. Jenis storytelling marketing ini dapat meningkatkan kredibilitas melalui bukti sosial (social proof). Konsumen cenderung mempercayai pengalaman sesama pelanggan lebih daripada iklan biasa. Sebagai referensi, kamu dapat mengambil testimoni video dari pelanggan yang merasa hidupnya lebih mudah atau lebih baik setelah menggunakan produk atau layanan tertentu.
3. Origin Story (Cerita Asal Usul)
Cerita asal-usul biasanya menceritakan bagaimana bisnis tersebut dimulai. Cerita ini bisa mencakup tantangan yang dihadapi pendiri, motivasi untuk memulai bisnis, atau pengalaman personal yang menginspirasi ide bisnis tersebut. Penggunaan cerita ini dapat membangun koneksi emosional dengan audiens dan menciptakan citra autentik. Ini juga bisa menambah daya tarik merek dengan memberikan latar belakang yang inspiratif.
4. Employed Stories
Jenis story telling berikutnya adalah employed stories. Jenis storytelling yang melibatkan karyawan sebagai tokoh utama dalam narasi. Cerita-cerita ini fokus pada pengalaman, kontribusi, dan perjalanan para karyawan di dalam perusahaan. Employed stories dapat mencakup berbagai aspek, seperti bagaimana seorang karyawan berkembang di dalam organisasi, budaya perusahaan yang mendukung kesejahteraan mereka, atau bagaimana tim berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
Baca juga: Cara Memulai Bisnis Online dari Nol, Dijamin Berhasil!
Tips Membuat Storytelling Marketing yang Efektif
Sekarang setelah kamu memahami apa itu storytelling marketing dan manfaatnya, saatnya kamu belajar bagaimana cara membuatnya. Berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa kamu terapkan:
1. Kenali Audiens Kamu
Sebelum mulai membuat cerita, sangat penting untuk memahami siapa audiens kamu, terutama bagi mereka yang menjadi target audienmu. Sebagai referensi, kamu dapat menganalisa terkait apa yang mereka pedulikan? Apa masalah yang sering mereka hadapi?
Maka dari itu, kamu perlu melakukan riset terhadap target audienmu dan menentukan buyer persona (profil fiktif pelanggan). Dengan memahami audiens, kamu bisa membuat cerita yang lebih relevan dan menarik bagi mereka.
2. Tentukan Pesan Utama yang Ingin Disampaikan
Setiap cerita harus memiliki pesan utama yang ingin disampaikan. Pesan ini harus selaras dengan nilai-nilai dan tujuan merek kamu. Kamu dapat memberikan kualitas produk, nilai brand, atau hal yang lainnya. Namun, pastikan pesan tersebut dapat ditangkap dengan jelas dan mudah dipahami oleh audien.
3. Gunakan Emosi untuk Menggerakkan Cerita
Emosi adalah elemen kunci dalam storytelling. Kamu dapat menggunakan emosi untuk menggerakkan cerita kamu dan membuatnya lebih menarik. Selain itu, kamu juga perlu menggunakan berbagai macam emosi, seperti kebahagiaan, kesedihan, motivasi, atau rasa antusias.
4. Buat Karakter yang dapat Dipahami dan Dihubungkan
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, karakter juga menjadi elemen yang tidak boleh terlupakan. Karakter dalam cerita kamu harus bisa dipahami dan dihubungkan oleh audiens. Ini bisa berupa seseorang yang mewakili target audiens kamu atau bahkan produk kamu sendiri. Pastikan karakter tersebut memiliki kepribadian dan tujuan yang jelas.
5. Bangun Konflik dan Penyelesaian yang Relevan
Setiap cerita yang menarik pasti memiliki konflik yang harus diselesaikan. Bangun konflik yang relevan dengan masalah yang dihadapi oleh audiens dan tunjukkan bagaimana produk atau layanan kamu bisa menjadi solusi.
6. Gunakan Media Visual
Visualisasi adalah salah satu cara terbaik untuk memperkuat storytelling. Kamu bisa menggunakan gambar, video, atau infografis untuk membantu menyampaikan cerita dengan lebih efektif. Visualisasi membantu audiens untuk lebih mudah memahami dan mengingat cerita yang kamu sampaikan.
7. Buat Alur Cerita yang Jelas dan Terstruktur
Alur cerita yang jelas dan terstruktur akan membantu audiens untuk mengikuti cerita kamu dengan lebih mudah. Pastikan ada awal, tengah, dan akhir yang jelas dalam cerita kamu. Di awal, kamu bisa memperkenalkan karakter dan konflik, di tengah ceritakan bagaimana karakter menghadapi konflik, dan di akhir tunjukkan penyelesaian dan hasil dari cerita tersebut.
8. Pertahankan Autentisitas
Cerita yang autentik adalah kunci untuk membangun kepercayaan. Jangan mencoba untuk terlalu mengada-ada atau membuat cerita yang tidak masuk akal. Cerita yang terlalu dibuat-buat akan terlihat tidak tulus dan bisa mengurangi kepercayaan audiens terhadap merek kamu.
9. Sesuaikan dengan Platform yang Digunakan
Setiap platform memiliki karakteristik yang berbeda. Pastikan cerita yang kamu buat sesuai dengan platform yang kamu gunakan. Misalnya, cerita untuk Instagram mungkin perlu lebih visual dan singkat, sementara untuk blog atau artikel bisa lebih panjang dan mendetail.
10. Uji dan Evaluasi
Seperti semua strategi pemasaran, storytelling juga perlu diuji dan dievaluasi. Kamu dapat mencoba beberapa versi cerita dan lihat mana yang paling efektif. Manfaatkan juga feedback dari audiens untuk terus memperbaiki dan menyempurnakan cerita kamu.
Contoh Penerapan Storytelling Marketing
Untuk membantu kamu lebih memahami tentang apa itu storytelling marketing dan bagaimana penerapannya dalam strategi pemasaran, berikut ini beberapa contoh yang bisa kamu jadikan inspirasi:
1. Dove
Salah satu contoh terbaik dari storytelling marketing adalah kampanye “Real Beauty” dari Dove. Dalam kampanye ini, Dove menyoroti kisah nyata dari berbagai wanita dengan latar belakang yang berbeda-beda. Kampanye ini menekankan bahwa kecantikan datang dalam berbagai bentuk dan ukuran, dan tidak hanya terbatas pada standar kecantikan yang sempit. Dove berhasil menciptakan hubungan emosional yang kuat dengan audiens mereka dengan menampilkan kisah-kisah yang inspiratif dan relevan.
2. Nike
Nike telah lama dikenal dengan storytelling marketing mereka yang kuat, terutama dengan slogan “Just Do It”. Mereka seringkali menceritakan kisah para atlet yang menghadapi berbagai tantangan dan rintangan, namun tetap berusaha keras untuk mencapai impian mereka. Cerita-cerita ini bukan hanya mempromosikan produk Nike, tetapi juga menginspirasi audiens untuk terus berusaha dan tidak menyerah, apapun tantangannya.
3. Marjan
Marjan adalah salah satu produk minuman yang terkenal di Indonesia. Uniknya, meskipun iklan marjan hanya muncul satu tahun sekali, yaitu menjelang hari raya idul fitri, brand ini tetap menjadi produk yang dikenal oleh masyarakat. Marjan sendiri memasarkan produknya melalui cerita yang easy to catch dan mudah diingat oleh audien.
Dengan teknik marketing yang halus, marjan mengajak audiennya untuk dapat menikmati produk lewat pesan visual dan audio, sehingga tercipta koneksi emosional dari pesan, karakter, plot dan konflik iklan tersebut. Hal ini tentu menciptakan koneksi emosional yang kuat antara produk dengan audien.
Selain itu, marjan juga menyisipkan narasi-nasari positif atau nilai pembelajaran di dalam setiap tema teknik cerita mereka. Hal ini tentunya dapat menumbuhkan rasa empati audien, sehingga, inilah yang juga akan menjadi pertimbangan pembelian konsumen.
Terapkan Storytelling Marketing untuk Bangun Koneksi Bisnismu
Menerapkan storytelling marketing sebagai strategi promosi yang ampuh dan tepat sasarn memang terbilang susah-susah gampang. Kamu perlu mengetahui audienmu, berbagai elemen yang digunakan, cerita yang relevan dan tentunya menarik. Selain itu, perlunya kamu untuk menciptakan cerita yang tidak hanya menjual produk, tetapi juga membangun hubungan yang lebih mendalam dengan konsumen.
Untuk memastikan storytelling marketingmu berdampak maksimal, ada baiknya kamu untuk bekerja sama dengan jasa yang telah berpengalaman seperti Berdikari Media. Berdikari Media Agency siap mendukungmu dalam menciptakan konten-konten menarik yang tepat sasaran, baik untuk platform media sosial maupun strategi digital lainnya yang relevan untuk mengembangkan bisnis Anda.
Tidak hanya itu, kamu juga dapat memanfaatkan beragam layanan kami, seperti layanan Google Ads, Website Development, SEO, Social Media Management, dan masih banyak lagi.
Segera konsultasikan kebutuhan bisnismu, baik untuk konten storytelling marketing maupun strategi digital lainnya, melalui call atau WhatsApp di 0812-3329-9937. Tim profesional kami akan membantumu menerapkan strategi digital yang paling efektif dan sesuai dengan tujuan bisnis Anda.
Berdikari Media siap membantu bisnismu untuk terus menuju #NextLevel!