Di dunia digital saat ini, marketing dapat dilakukan melalui beberapa platform digital, seperti media sosial, website, e-commerce, dan lain sebagainya. Dalam pemasaran dibutuhkan kata-kata yang kuat untuk menarik audiens. Oleh karena itu, kemampuan menulis sangat penting untuk memaksimalkan pemasaran.
Menulis bukan hanya merangkai kata-kata menjadi kalimat, tetapi menulis merupakan sebuah seni. Di mana rangkaian kalimat dalam pemasaran harus bisa membangun hubungan, memengaruhi emosi, hingga mendorong tindakan. Dari sinilah muncul dua istilah yang sering digunakan untuk pemasaran, yakni copywriting dan content writing.
Sekilas, keduanya terlihat mirip karena sama-sama berbicara tentang menulis kreatif dan ditujukan untuk kegiata pemasaran. Namun, sebenarnya keduanya memiliki perbedaan mendasar, baik dari segi tujuan, gaya bahasa, hingga hasil yang ingin dicapai. Memahami perbedaan ini akan membantu bisnismu untuk menentukan strategi komunikasi yang lebih tepat dan efektif.
Apa itu Copywriting?
Copywriting adalah tulisan yang bersifat persuasif dan bertujuan membujuk audiens untuk mengambil suatu tindakan. Bentuk tindakan itu bisa bermacam-macam, mulai dari membeli produk, mendaftar, mengklik tautan, hingga menghubungi bisnis.
Contoh copywriting bisa kita temukan pada:
Iklan di media sosial atau Google Ads
Headline dan subheadline pada landing page
Halaman produk atau sales page
Email promosi
Script iklan video
Intinya, copywriting adalah membuat kalimat singkat, padat, tetapi kuat, sehingga audiens merasa harus segera melakukan sesuatu.
Apa itu Content Writing?
Berbeda dengan copywriting, content writing lebih berfokus pada memberikan informasi dan edukasi. Tujuannya bukan mendorong tindakan secara langsung, melainkan membangun hubungan jangka panjang dengan audiens melalui minat, kepercayaan, wawasan, loyalitas, dan kredibilitas.
Contoh content writing meliputi:
Artikel blog yang ramah SEO
Panduan lengkap atau e-Book
Studi kasus atau white paper
Newsletter edukatif
Resource hub atau dokumentasi
Konten seperti ini biasanya lebih panjang, mendalam, dan berbasis riset, karena tujuan utamanya adalah memberikan informasi dan biasanya digunakan marketing perusahaan untuk meningkatkan visibilitas brand di mesin pencari, membangun brand awareness, penjualan hingga konversi.
Baca juga: 16+ Contoh Copywriting Menarik untuk Marketing
Tujuan Utama: Konversi vs Edukasi
Copywriting → fokus pada konversi cepat. Misalnya, sebuah iklan flash sale yang membuat orang segera membeli.
Content writing → fokus pada edukasi, relasi jangka panjang, hingga website perusahaan lebih sering muncul pada mesin pencarian. Misalnya, artikel blog tentang “cara memilih platform media sosial untuk bisnis fashion.”
Keduanya saling melengkapi. Content writing menarik audiens baru, sementara copywriting mendorong mereka untuk mengambil langkah berikutnya seperti membeli, mengklik, mendaftar, dan sebagainya.
Perbedaan Gaya Bahasa
Copywriting menggunakan bahasa yang singkat, emosional, langsung pada manfaat, dan biasanya diakhiri dengan CTA (Call to Action) yang jelas. Bersifat persuasif, menekankan keuntungan, dan daya tarik produk atau layanan.
Content writing menggunakan bahasa yang lebih naratif, informatif, rinci, terstruktur, objektif, dan serta menjawab rumusan 5W+1H. Tulisan disusun dengan struktur yang rapi, ramah SEO, dan konsisten dengan gaya komunikasi brand.
Perbedaan Media
Copywriting → dipublikasikan di poster, web banner, billboard, social media ads, social media campaign, email promosi, landing page, dan lain-lain. Contohnya, artikel blog tokopedia.
Content writing → dipublikasikan dalam media web atau blog, newsletter. Contohnya, iklan di e-commerce tokopedia.
Perbedaan KPI (Indikator Keberhasilan)
Copywriting → CTR (Click Through Rate), conversion rate, revenue per visitor, open rate email, add to cart. Semua berfokus pada tindakan langsung.
Content writing → traffic organik, waktu membaca, posisi di Google (SERP), jumlah backlink, leads dari konten. Semua berfokus pada pertumbuhan jangka panjang.
Kapan Menggunakan Copywriting dan Content Writing?
Gunakan copywriting saat meluncurkan promo, membuat iklan, butuh hasil cepat, atau menguji CTA.
Gunakan content writing saat ingin membangun brand authority, menjawab pertanyaan pasar, mengedukasi audiens, dan mendatangkan trafik organik.
Baca juga: 18 Jenis Headline Copywriting yang Memikat Pembaca
Contoh Alur Funnel Sederhana:
Top of Funnel (ToFu): artikel “cara memilih produk” → menarik audiens (content writing).
Middle of Funnel (MoFu): studi kasus/guide dengan CTA ringan (content writing).
Bottom of Funnel (BoFu): landing page dengan headline kuat dan CTA “Coba Gratis” (copywriting).
Remarketing: email promo singkat (copywriting).
Kompetensi yang Dibutuhkan
Copywriter: memahami audiens, psikologi keputusan, membuat CTA, menulis headline tajam, dan menguasai format iklan.
Content writer: ahli riset topik, menulis panjang dengan storytelling, optimasi SEO, dan menyajikan data dengan jelas.
Hal yang Wajib Dikuasai Seorang Copywriter dan Content Writer diantaranya:
Mengenali Audiens: Agar gaya penulisan sesuai dengan target audiens dan informasi dapat tersampaikan dengan baik kepada audiens.
Kemampuan Menjawab Pertanyaan Audiens: Kemampuan untuk bisa membaca apa yang menjadi kebutuhan audiens ini menjadi salah satu kunci untuk kamu bisa menuliskan informasi yang dapat mengedukasi lewat tulisan. Kamu bisa mengasah kemampuan ini dengan banyak membaca, melakukan mini riset dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana hingga riset yang mampu memahami audiens tanpa bertanya kepada mereka.
Mengemas Pesan menjadi Tulisan: Kemampuan mengemas sebuah informasi agar mudah dipahami menjadi hal yang perlu kamu pelajari untuk menarik perhatian pembaca dan dapat menangkap pesan yang kamu sampaikan lewat tulisan.
Melakukan Riset Topik: Dengan melakukan riset, konten yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan dijamin kebenarannya. Kamu bisa melakukan riset topik dengan membaca buku, jurnal, mencari tahu tren topik melalui media sosial, dan lain-lain.
Penggunaan Call to Action (CTA): Ini adalah kemampuan untuk bisa mengajak audiens agar bisa melakukan tindakan yang diharapkan dari konten yang kamu tuliskan serta untuk meningkatan minat pembaca pada produk atau jasa yang kamu tawarkan.
Baca juga: Teknik Copywriting yang Efektif
Perbedaan Tool Copywriting dan Content Writing
Berikut tool yang biasa digunakan seorang copywriter:
Google Keyword Planner digunakan untuk riset keyword yang bisa membantu copywriter menemukan keyword yang tepat untuk meningkatkan efektivitas iklan.
Rima Kata digunakan untuk mencari jenis-jenis rima. Walaupun rima biasa digunakan untuk puisi dan pantun, tapi rima juga bisa kamu gunakan untuk membantu copywriting terlihat lebih menarik, lebih mudah diingat, dan lebih persuasif.
Hashtastic untuk membantu kamu menemukan hashtag yang paling populer dan relevan sesuai dengan konten kamu yang buat.
Sedangkan tool yang biasa digunakan seorang content writer yaitu:
Ubersuggest digunakan untuk mencari keyword, mendapatkan suggested keyword, melihat kompetitor, mendapatkan ide konten baru, melihat statistik domain, hingga mendapatkan data backlink.
KBBI Daring membantu seorang content writing untuk mencari kata baku dan maknanya.
Answer Socrates, tools ini berisikan kumpulan ratusan pertanyaan dengan berbagai topik yang sering dicari pengguna Google. Singkatnya, website ini bisa membantu untuk mencari ide-ide konten berdasarkan topik yang sedang trending di dunia.
Kesimpulan
Content writing dan copywriting memiliki peran penting dalam dunia digital marketing, akan tetapi keduanya memiliki fokus dan tujuan yang berbeda. Copywriting fokus pada penyusunan pesan persuasif yang dirancang untuk mendorong audiens melakukan tindakan tertentu, seperti membeli produk atau mengikuti ajakan promosi, dengan pendekatan observasi mendalam terhadap produk dan target pasar.
Sementara, content writing lebih menitikberatkan pada pembuatan konten yang edukatif dan informatif dengan dukungan riset topik dan SEO. Tujuannya agar konten mudah ditemukan dan mampu membangun hubungan jangka panjang dengan audiens.
Singkatnya, perbedaan antara copywriting dan content writing adalah:
Di era digital ini, copywriter maupun content writer memiliki prospek karier yang bagus dengan peran saling melengkapi dalam strategi pemasaran perusahaan.
Jadi gimana? Sudah paham kan perbedaan antara copywriting dan content writing? Biar kamu nggak salah menentukan pemasaran yang cocok dengan usahamu klik disini.