Home » Article » Apa Itu Behavioral Targeting? Strategi Efektif untuk Menjangkau Pelanggan

Apa Itu Behavioral Targeting? Strategi Efektif untuk Menjangkau Pelanggan

Apa Itu Behavioral Targeting? Strategi Efektif untuk Menjangkau Pelanggan

Dalam dunia digital marketing yang terus berkembang, memahami perilaku konsumen menjadi kunci utama untuk mencapai keberhasilan. Salah satu strategi yang kini banyak digunakan adalah behavioral targeting. Lantas, apa itu behavioral targeting?

atau penargetan perilaku. Strategi ini dinilai mampu menjangkau pelanggan dengan cara yang lebih spesifik dan relevan dibandingkan metode pemasaran tradisional.

Baca Juga: Media Pemasaran Online yang Bisa Dimanfaatkan UMKM, Nomor 2 Paling Efektif

Apa Itu Behavioral Targeting?

Secara sederhana, behavioral targeting adalah strategi pemasaran yang menggunakan data perilaku pengguna di internet untuk menampilkan iklan atau konten yang sesuai dengan minat mereka.

Kamu mungkin tidak sadar, tapi setiap kali melakukan aktivitas online seperti mencari produk, mengunjungi situs web, atau mengklik iklan, data tersebut bisa dikumpulkan oleh sistem melalui cookies atau pixel tracking.

Dari data inilah pemasar bisa mengetahui pola perilaku Kamu, misalnya, produk apa yang sering Kamu lihat, topik apa yang sering Kamu baca, hingga berapa lama Kamu menghabiskan waktu di sebuah halaman.

Contohnya, jika Kamu sering mencari informasi tentang destinasi wisata petualangan, sistem akan menampilkan iklan tentang paket liburan petualangan atau perlengkapan outdoor.

Hasilnya, pengalaman Kamu sebagai pengguna jadi lebih personal dan iklan yang muncul terasa lebih bermanfaat, bukan mengganggu.

Mengapa Behavioral Targeting Penting untuk Bisnis?

Setelah mengetahui apa itu behavioral targeting, Kamu juga harus mengetahui alasan mengapa strategi ini penting. Yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini:

1. Meningkatkan Keterlibatan Pengguna

Alasan pertama mengapa behavioral targeting perlu diterapkan adalah karena strategi ini bisa meningkatkan engagement atau keterlibatan pengguna.

Dengan memahami perilaku dan kebiasaan online pelanggan, perusahaan bisa menampilkan konten yang jauh lebih relevan, menarik, dan sesuai dengan minat audiens.

Misalnya, jika Kamu sering mencari informasi tentang produk kecantikan alami, maka iklan yang muncul di media sosial atau situs web akan menyesuaikan dengan preferensimu bisa berupa promosi skincare organik atau tips perawatan wajah alami.

Hasilnya, engagement meningkat secara signifikan dan pengalaman online Kamu pun menjadi lebih memuaskan. Strategi ini membantu perusahaan membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan karena komunikasi terasa lebih personal.

2. Membantu Mengenal Calon Pelanggan Lebih Dalam

Setiap pelanggan memiliki kebiasaan dan minat yang berbeda. Nah, behavioral targeting membantu perusahaan memahami karakteristik dan preferensi calon pelanggan dengan lebih akurat.

Melalui analisis perilaku online, seperti riwayat pencarian, klik, dan interaksi di media sosial bisnis bisa mengidentifikasi apa yang sedang dicari atau diminati oleh audiensnya. Dengan begitu, kampanye pemasaran terasa lebih personal.

Contohnya, jika data menunjukkan bahwa seseorang sering menelusuri produk teknologi terbaru, maka sistem akan menampilkan iklan gadget dengan fitur canggih.

Pendekatan yang relevan seperti ini membuat pelanggan merasa diperhatikan dan akhirnya lebih tertarik untuk melakukan pembelian.

3. Meningkatkan Penjualan

Tujuan utama dari setiap strategi pemasaran tentu adalah meningkatkan penjualan, dan behavioral targeting mampu membantu mencapai hal itu.

Ketika bisnis menampilkan produk atau layanan yang sesuai dengan perilaku dan kebutuhan pengguna, peluang terjadinya konversi atau pembelian menjadi jauh lebih tinggi.

Bayangkan Kamu sedang mencari sepatu olahraga secara online. Setelah itu, Kamu melihat iklan sepatu dengan diskon menarik yang tampil di media sosial atau website lain yang Kamu kunjungi. Karena produk tersebut relevan Kamu akan tertarik membeli.

Inilah kekuatan behavioral targeting—iklan yang ditampilkan tidak acak, tapi berdasarkan apa yang benar-benar Kamu inginkan. Hasilnya, penjualan meningkat tanpa harus mengeluarkan biaya promosi yang besar.

4. Memperkuat Branding Bisnis

Selain meningkatkan penjualan, behavioral targeting juga berperan penting dalam membangun branding atau citra merek.

Ketika sebuah brand mampu menampilkan konten dan pesan yang terasa “nyambung” dengan audiensnya, hal itu menciptakan koneksi emosional yang kuat.

Misalnya, brand pakaian yang selalu menampilkan rekomendasi outfit sesuai gaya berbusana Kamu akan lebih mudah diingat dan disukai.

Pendekatan yang personal seperti ini tidak hanya menciptakan kesan positif terhadap merek, tetapi juga membantu memperkuat identitas bisnis di benak konsumen. Dalam jangka panjang, hal ini akan meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap brand Kamu.

Baca Juga: Ide Usaha Modal Rp5 Juta, Dijamin Bikin Kaya

Cara Menjalankan Strategi Behavioral Targeting untuk Bisnis yang Lebih Efektif

Mengetahui apa itu strategi behavioral targeting menjadi kunci utama strategi ini. Terlebih, strategi yang memanfaatkan data perilaku pengguna untuk menampilkan iklan yang relevan dengan minat mereka. Berikut cara menerapkan strategi ini:

1. Lakukan Riset Pelanggan Secara Menyeluruh

Langkah pertama dalam menjalankan behavioral targeting adalah melakukan riset pelanggan. Kamu perlu memahami bagaimana perilaku pengguna ketika berinteraksi di dunia digita, mulai dari riwayat pencarian, situs web yang sering dikunjungi dan lainnya.

Riset ini biasanya dilakukan dengan bantuan alat analitik, cookies, dan pixel tracking. Data yang terkumpul akan memberikan gambaran lengkap tentang kebutuhan, minat, dan pola perilaku pengguna.

Dengan riset yang mendalam, kampanye pemasaran yang Kamu jalankan tidak hanya sekadar menampilkan iklan, tetapi benar-benar menyentuh sisi personal pelanggan.

2. Buat Buyer Persona yang Akurat

Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah membuat buyer persona. Buyer persona merupakan representasi dari pelanggan ideal yang disusun berdasarkan hasil riset.

Di dalamnya terdapat informasi penting seperti usia, jenis kelamin, latar belakang pekerjaan, minat, masalah yang sering dihadapi, hingga motivasi dalam membeli produk. Dengan memiliki buyer persona, Kamu bisa lebih mudah memahami siapa target bisnis.

Contohnya, jika Kamu memiliki bisnis fashion, buyer persona bisa berupa “wanita usia 25–35 tahun yang menyukai pakaian kasual dengan harga terjangkau dan tren terkini.” Dari persona ini, Kamu dapat menyesuaikan gaya bahasa dan jenis promosi.

3. Pahami Perjalanan Pelanggan (Customer Journey Map)

Tahapan selanjutnya adalah membuat customer journey map atau peta perjalanan pelanggan. Langkah ini membantu Kamu memahami tahapan-tahapan yang dilalui pelanggan sejak pertama kali mengenal merek hingga akhirnya melakukan pembelian.

Biasanya, perjalanan pelanggan meliputi lima tahap utama, Awareness (kesadaran), Consideration (pertimbangan), Decision (keputusan), Retention (retensi) dan Advocacy (advokasi)

Dengan memahami perjalanan ini, Kamu bisa mengetahui di titik mana behavioral targeting paling efektif diterapkan. Misalnya, saat pelanggan berada di tahap pertimbangan, Kamu bisa menampilkan iklan yang menawarkan diskon yang menarik.

Baca Juga: Ide Caption Instagram untuk Promosi Produk, Unik dan Menarik

4. Rancang dan Jalankan Campaign Behavioral Targeting

Setelah memahami siapa pelanggan ideal Kamu dan bagaimana perjalanan mereka, kini saatnya membuat campaign atau kampanye yang relevan.

Gunakan data perilaku yang sudah dikumpulkan untuk menampilkan konten, iklan, atau penawaran yang disesuaikan dengan tahapan pelanggan dalam customer journey.

Beberapa hal penting yang perlu Kamu perhatikan saat menjalankan campaign, pilih platform yang telah, gunakan pesan yang relevan, dan atur waktu penayangan yang tepat.

Setelah mengetahui apa itu behavioral targeting, Kamu bisa menerapkannya mulai sekarang. Sebab, strategi ini efektif dalam mempengaruhi minat calon pelanggan terhadap suatu produk atau jasa.

Scroll to Top