Kamu mungkin sering mendengar anggapan bahwa memulai usaha di desa lebih mudah dibandingkan dengan di kota. Alasannya sederhana, yaitu karena dianggap tidak banyak pesaing.
Namun, kenyataannya sekarang kondisi desa sudah jauh berbeda. Masyarakat desa semakin kreatif, dan berbagai jenis usaha sudah mulai dijalankan. Artinya, Kamu juga harus memperhatikan tingkat persaingan usaha sebelum merintisnya. .
Rekomendasi Usaha di Desa yang Sepi Saingan
Dengan memilih jenis usaha yang tepat dan minim pesaing, Kamu bisa meraih kesuksesan yang lebih besar. Nah, supaya tidak bingung, berikut ini beberapa ide usaha di desa yang bisa Kamu pertimbangkan:
1. Jasa Titip Barang dari Kota
Kalau Kamu sering bepergian ke pusat kota, jangan hanya pulang dengan tangan kosong. Kesempatan ini bisa dimanfaatkan untuk membuka jasa titip barang (jastip). Usaha ini sangat cocok dijalankan, karena banyak orang desa yang jarang ke kotam
Biasanya, masyarakat desa sulit menemukan produk-produk seperti barang branded, makanan kekinian yang hanya tersedia di kota dan juga barang unik.
Cara menjalankan usaha ini pun cukup sederhana. Kamu hanya perlu memanfaatkan platform komunikasi seperti WhatsApp. Promosikan barang titipan melalui WhatsApp Story agar teman dan tetangga di desa bisa melihat produk yang Kamu tawarkan.
2. Usaha SPBU Mini
Usaha di desa yang juga menjanjikan adalah SPBU mini. Di banyak daerah pedesaan, akses untuk mendapatkan bahan bakar masih terbatas. Kondisi ini tentu menjadi peluang bagus untuk menyediakan bahan bakar minyak (BBM) dalam skala kecil.
Memang, untuk memulai usaha SPBU mini diperlukan investasi awal, seperti biaya perizinan usaha, peralatan, hingga modal pengadaan BBM. Namun, jika dikelola dengan baik, keuntungan dari usaha ini bisa sangat menjanjikan.
Selain menjual BBM, Kamu juga bisa menambah pendapatan dengan menyediakan produk pendukung, misalnya klub kendaraan, aksesoris motor atau mobil, air aki dan kebutuhan perawatan kendaraan lainnya.
3. Usaha Sewa Wi-Fi
Internet kini sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, mulai dari sekolah online, bekerja, hingga hiburan. Sayangnya, di desa koneksi internet seringkali tidak stabil. Jika Kamu memiliki jaringan Wi-Fi dengan kecepatan yang cukup baik, hal ini bisa dimanfaatkan.
Kamu bisa membuka usaha sewa wifi, sebab usaha ini tidak membutuhkan lokasi besar. Cukup dengan menyediakan jaringan Wi-Fi di rumah , tetangga atau masyarakat sekitar bisa ikut berlangganan dengan membayar biaya bulanan atau per jam.
Kunci keberhasilan usaha ini adalah menjaga kestabilan jaringan. Kalau pelanggan merasa puas, mereka pasti akan terus menggunakan layanan Kamu bahkan merekomendasikannya ke orang lain.
4. Usaha Pupuk Kompos Cair
Jika Kamu tinggal di desa dengan aktivitas pertanian yang cukup tinggi, membuka usaha pupuk kompos cair bisa menjadi pilihan yang sangat potensial. Limbah pertanian seperti sisa tanaman, atau sampah organik lainnya bisa diolah menjadi pupuk cair.
Di sisi lain, kebutuhan pupuk cair semakin meningkat karena banyak petani mulai mencari alternatif dari pupuk kimia. Selain itu, tren pertanian berkelanjutan juga membuat pupuk organik lebih diminati.
Menariknya, biaya operasionalnya tergolong rendah, apalagi kalau Kamu tinggal di daerah yang kaya akan limbah organik. Dengan pemasaran yang tepat, usaha ini bukan hanya menguntungkan tapi juga bermanfaat untuk lingkungan.
5. Budidaya Lebah Madu
Madu dikenal sebagai produk alami dengan segudang manfaat untuk kesehatan. Karena itu, harganya relatif tinggi dan stabil di pasaran. Hal ini membuat budidaya lebah madu menjadi salah satu usaha di desa yang sangat menjanjikan.
Untuk memulai usaha di desa, Kamu perlu menyiapkan beberapa peralatan dasar, seperti kotak sarang lebah, pakaian pelindung, dan alat panen madu. Disarankan juga untuk mengikuti pelatihan singkat agar Kamu memahami cara merawat lebah.
Dengan pengelolaan yang baik, usaha budidaya lebah madu bisa menjadi sumber penghasilan jangka panjang sekaligus mendukung gaya hidup sehat di masyarakat.
6. Usaha Bibit Tanaman
Desa identik dengan lahan luas dan tanah yang subur. Kondisi ini sangat mendukung kalau kamu mau memulai usaha bibit tanaman. Usaha di desa ini berbeda dengan sekadar menjual tanaman hias yang sudah berbunga.
Dengan menyediakan bibit berkualitas tinggi, kamu bisa menyasar pasar yang lebih besar, yaitu para petani atau pembudidaya.
Harga bibit tanaman cukup bervariasi, mulai dari Rp25 ribu, Rp35 ribu, Rp50 ribu, bahkan ada yang mencapai Rp100 ribu per pak. Satu pak biasanya berisi sekitar 10 gram atau kurang lebih 2.000 biji. Jika bibit laku keras, keuntungan yang diperoleh lebih banyak.
7. Usaha Ayam Petelur
Tahukah kamu kalau konsumsi telur di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya? Data tahun 2017 mencatat kebutuhan telur nasional sudah mencapai 1,5 juta ton, dan jumlah ini akan terus naik seiring bertambahnya penduduk.
Kondisi ini jelas menunjukkan kalau bisnis ayam petelur punya prospek cerah, termasuk di pedesaan. Untuk memulainya, kamu bisa menyiapkan lahan yang agak jauh dari pemukiman agar tidak mengganggu warga sekitar.
Begitu ayam sudah memasuki masa produksi, kamu bisa menjual telur ke pasar tradisional, toko kelontong, bahkan langsung ke konsumen. Selama perawatan dilakukan dengan baik, usaha ini bisa menjadi sumber penghasilan yang stabil.
8. Usaha Ternak Lele
Kalau modalmu terbatas, usaha di desa seperti ternak lele bisa jadi pilihan yang tepat. Lele termasuk ikan konsumsi favorit masyarakat Indonesia karena mudah diolah menjadi berbagai jenis masakan, mulai dari pecel lele hingga olahan modern.
Menariknya, perawatan ternak lele relatif mudah. Kamu hanya perlu menyiapkan kolam, membeli bibit lele berkualitas, dan memberikan pakan secara rutin. Walaupun harga bibit lele yang unggulan sedikit lebih mahal, hasil panennya lebih memuaskan.
Hasil panen lele bisa kamu jual ke pengepul, pedagang ikan di pasar, atau bahkan diolah menjadi produk makanan berbahan dasar lele yang punya nilai jual lebih tinggi.
9. Usaha Produk Makanan Olahan
Bahan makanan segar biasanya hanya bisa bertahan dalam waktu singkat. Dengan diolah menjadi produk makanan lain, bahan tersebut bisa lebih awet, tahan lama, dan tentunya memiliki harga jual yang lebih tinggi.
Misalnya, kamu bisa membuat keripik dari singkong atau pisang, asinan dari buah-buahan, hingga manisan atau camilan kering lainnya.
Kelebihan dari usaha ini bukan hanya sekadar menambah penghasilan, tetapi juga membuka lapangan kerja untuk orang-orang di sekitarmu. Soal keuntungan, margin yang bisa kamu dapatkan cukup besar, berkisar antara 30–40%.
10. Usaha Jajanan Tradisional
Selain produk olahan, kamu juga bisa mencoba bisnis jajanan tradisional. Kudapan khas Indonesia seperti pisang coklat, surabi, kue lapis, kue pancong, mendut, hingga onde-onde, selalu punya tempat tersendiri di hati masyarakat.
Tidak hanya populer di desa, tapi juga di perkotaan karena cita rasanya yang khas dan penuh nostalgia. Jajanan tradisional bisa dijual untuk konsumsi pribadi, dipesan dalam jumlah banyak untuk acara, atau dipasarkan melalui toko kue dan reseller.
Sebagai gambaran, kalau kamu menjual satu kue dengan harga Rp3.000 dan dalam sehari bisa memproduksi 200 kue, maka omzet yang didapat bisa mencapai Rp600.000 per hari. Jika konsisten dijalankan selama sebulan, total omzet cukup banyak.
Usaha di desa memang cukup bervariasi, namun Kamu harus memilih usaha dengan daya saing kecil. Hal ini bertujuan agar usahamu berjalan lancar, serta keuntungan yang diperoleh lebih besar.